Seperti banyak yang diberitakan di media-media nasional, pada awal agustus ini, Pemerintah melalui BPH Migas dan Pertamina telah mengurangi jumlah pasokan subsidi bbm dari yang sebelumnya 48 Juta KL ( Kilo Liter ) Dipangkas menjadi 46 Juta serta menghilangkan solar subsidi di Jakarta Pusat, mengurangi pasokan buat nelayan, serta penjadwalan pembelian solar dan menghilangkan premium di jalan tol.
Terlepas dari Alasan pemerintah mengurangi subsisi BBM dan berkembangnya opini publik baik yang pro dan kontra akibat pengurangan tersebut, Hal langsung yang dapat dirasakan bagi para Pengendara roda 2 dan roda 4 adalah, antrean panjang, bahkan sampai ber jam-jam untuk mengisi BBM di beberapa titik SPBU di beberapa kota, salah satunya kota bandung, saya sendiri sempat mengalaminya di SPBU daerah Cibiru, lepas jam kerja, Ba’da adzan maghrib tepatnya, meski tidak sampai hitungan jam.
menarik untuk disimak, pengurangan subsidi dan panjangnya antrean BBM di SPBU ternyata membuat sikap dan prilaku sebagian pengendara menjadi bahan pembicaraan luas dikalangan netizen, Florence Shihombing dan Abdul wahid misalnya
Nama Florence mendadak terkenal akibat ulahnya yang menghina Jogjakarta setelah menyerobot antrean mobil di SPBU, akibatnya Mahasiswi S2 UGM Notariat di Fakultas Hukum ini menjadi pembicaraan di dunia maya.
florence on path
aksi protes terhadap Florence di Jogjakarta
selang waktu beberapa hari kemudian, Florence Sihombing yang tindakannya dinilai melukai warga Jogja setelah menyrobot antrean SPBU akhirnya meminta maaf kepada warga Jogja. melalui akun path nya florence menuliskan
Permintaan maaf florence via path
Kelanjutan tentang Florence, bisa diikuti di http://swaragamajogja.com.
ini mungkin sebagian kecil dampak prilaku akibat pengurangan subsidi bbm yang ter ekspose kepublik, yah namanya manusia penuh dengan khilaf.
Beda kepala, beda cara mensiatai keadaan.. begitupula tentang pengurangan subsidi BBM ini, dilansir oleh news.liputan6.com
Abdul Wahid, warga Desa Kajongan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dibantu rekannya Agus Miftahusoleh keduanya malah memikirkan bagaimana caranya memodifikasi motor berbahan bakar premium menjadi motor berbahan bakar gas tabung 3 kg.
Dengan sedikit inovasi, yakni melakukan modifikasi sistem suplai udara pada injeksi bawaan pabrik. Kemudian menambahkan komponen injeksi tambahan yang dibuat dari regulator kompor gas yang disebut tehnologi katup injeksi, motor itu sudah bisa menggunakan bahan bakar gas.
Abdul Wahid juga menambahkan sebuah panel sederhana yang berfungsi untuk mengubah kembali ke fungsi injeksi Bahan Bakar Minyak (BBM) jika bahan bakar gas habis.
Selain lebih ramah lingkungan, sepeda motor injeksi berbahan bakar gas itu juga lebih irit jika dibanding menggunakan premium. Motor bahan bakar gas itu juga dijamin aman dari kebakaran.
Hasil uji coba sepeda motor gas itu dengan jarak tempuh 1.000 km menghabiskan 6 tabung gas 3 kg. Meski menggunakan bahan bakar gas, namun kecepatan sepeda motor mampu mencapai kecepatan maksimal 100 km.
Saat terjadi kelangkaan BBM premium bersubsidi beberapa hari lalu, Abdul Wahid mengaku tidak ikut repot mengantre karena mudah mendapatkan gas 3 kg di warung.
Abdul Wahid saat ini masih merancang tempat untuk meletakan tabung gas. Meski masih harus disempurnakan, namun modifikasi motor bahan bakar gas injeksi itu patut mendapat apresiasi.
saya sendiri lebih baik nerimo, mematung, diam dan biasa saja dalam memilih menyikapi pengurangan subsidi BBM ini, karena saya masih terlalu malu untuk dapat bersikap seperti florence dan saya tidak mempunyai keterampilan memodifikasi seperti yang abdul wahid lakukan.
sikap masbro, saya kembalikan lagi ke masbro mau jadi florence ato mau jadi abdul wahid? ato ya nerimo aja lah seperti sikap saya 😀